Plecimania. Powered by Blogger.

Penjelasan Umum: Dasar penilaian keindahan suara burung (1)

Thursday, May 7, 2015

Bagaimana para juri lomba burung seharusnya menilai keindahan atau kehebatan seekor burung pleci sehingga dia akan dinobatkan sebagai burung juara? Standard penilaian seperti apa yang selayaknya digunakan dalam menilai nyanyian burung pleci. Itulah dua poin pijakan yang digunakan Om Budi Prawoto ketika menulis artikel Wacana Pengetahuan Dasar Guna Menilai Keindahan Suara Burung. Artikel tersebut disajikan ketika dia menjadi narasumber di acara Musyawarah Nasional (Munas) I Plecimania di Yogyakarta 7 Januari 2012.

Artikel dengan referensi dari http://www.timbrado.com itu saya sajikan untuk Anda sebagai pengetahuan atau informasi tentang berbagai hal yang berkaitan dengan suara atau nyanyian burung. Sajian ini saya bagi dalam beberapa artikel yang saya turunkan secara bersambung.
Penjelasan umum
Pertama kali ketika telinga kita mendengar seekor burung meniupkan udara dari paru-paru hingga melalui pita suara mereka, maka telinga kita mendengar sebuah gabungan suara-suara yang dihasilkan dari getaran-getaran selaput /membran pita suara. Suara-suara tersebut dapat dengan jelas ditulis dalam sebuah nada-nada lagu sebagaimana kita membaca not-not lagu yang biasa kita jumpai dalam berbagai macam musik yang kita jumpai secara umum.
Udara yang menggetarkan pita suara burung menghasilkan melodi, dan akhimya membentuk sebuah musik.
Sebagaimana kita tahu dan fahami bersama bahwa suara-suara yang mereka lantunkan membentuk tiga komponen utama dalam sebuah musik yaitu; ritme (irama), melodi (lagu), dan harmoni (keselarasan).
Pada saat yang sama telinga kita dapat dengan jelas membedakan kesetaraan suara, suara vokal dan suara konsonan yang membentuk alunan musik yang dihasilkan oleh seekor burung pada saat mereka berkicau.
Akhirnya kita tahu bahwa sangat penting imtuk menguasai pengetahuan tentang berbagai hal yang berkaitan dengan SUARA sebagai sebuah perantara fisik dan MUSIK sebagai perpaduan suara. Kedua komponen tersebut merupakan komponen penting dalam kicauau burung dan pen getahuan tersebut sangat bermanfaat bagi kita para pengbobis burung berkicau, agar dapat memiliki pemahaman yang lebih baik dalam mengamati lembar penilaian, serta memberikan tambahan pengetahuan tentang suara, sehingga dapat memberikan penjelasan kepada orang lain secara jelas dan mudah dipahami.
Ketika telinga kita mendengar burung berkicau, kita sedang mendengarkan SUARA, yang mungkin bagus atau jelek, tergantung apakah suara tersebut memiliki nuansa musik dan lagu atau hanya sekedar sebagai sebuah BUNYI yang sederhana.  Pertama kali saat telinga kita mendengar suara, kita merasakan perbedaan tersebut (SUARA SEBAGAI MUSIK + LAGU atau  SEKEDAR BUNYI).
Sangat diperlukan bagi kita untuk tahu apa yang membuat perbedaan tersebut.
Secara teori tidaklah begitu jelas dinyatakan perbedaan antara BUNYI dan MUSIK, karena terkadang ada musik yang terdengar hanya seperti bunyi-bunyian saja dan sebaliknya terkadang BUNYI dapat menyerupai suara musik ketika berpadu dengan suara-suara lain.
Secara tegas dapat disampaikan perbedaan antara keduanya adalah:
– Dalam musik sangatlah mungkin kita menentukan intonasi (nada)-nya dan vibrasi atau getaran yang dihasilkan adalah konsisten (tetap).
– Dalam bunyi getaran yang dihasilkan tidak teratur dan sangat tidak mungkin untuk menentukan nadanya.
Suara
Suara adalah sebuah sensasi yang dihasilkan oleh organ pendengaran karena adanya gerakan vibrasi anggota tubuh yang disalurkan melalui media elastis seperti udara sebagai contohnya.
Kita dapat mengambil kesimpulan bahwa tubuh hanya memproduksi suara jika terdapat getaran yang cukup. Gelombang getaran dapat dihasilkan oleh media yang elastis, karena terbukti bahwa suara tidak dapat terkirim dalam ruang hampa udara. Kecepatan penyebaran suara sangat bervariasi, tergantung dari media itu sendiri.
Misalnya, di udara dengan temperatur 0 derajad, kecepatan suara adalah 331 meter per detik dan bertambah rata-rata 0,6 meter per detik setiap terdapat kenaikan temperatur.
Gelombang yang dihasilkan oleh suara dipancarkan oleh udara, dikenali oleh gendang telinga dan masuk ke dalam liang telinga bagian dalam, di mana syaraf terakhir mengirimkan ke otak  dan dengan segera mengenali suara tersebut dan memberikan infomasi tentang apa yang kita dengar. Maka dapat dikatakan bahwa melalui nada getaran, harmoni yang menyertai, berikut dengan intensitasya, kita dapat mengenal karakteristik suara dan dari mana suara itu berasal.
Suara sebagai aspek fisik dapat dikatakan bahwa suara adalah alat yang terbentuk dari getaran energi dan menyebabkan sensasi audiotori, sedangkan getaran tersebut terbentuk dalam jarak tertentu.
Harmoni sederhana sebuah getaran organ tubuh dihantarkan oleh media elastis di sekelingnya, kemudian menimbulkan sejumlah penekanan dan pembiaran yang menyebar dari asal suara. Penekanan dan pembiasan tersebut membentuk sebuah pergerakan gelombang longitudinal (membujur) yang memiliki kecepatan terbatas dan keanekaragaman pantulan, penyebaran, percampuran dan pembiasan.
1. Pantulan adalah peristiwa akustik yang berhubungan dengan perubahan arah atau gema gelombang suara ke arah asalnya bilamana dalam perjalananya menemui sebuah area dengan kepadatan yang memadai.
2. Penyebaran adalah peristiwa akustik yang berhubungan dengem perubahan arah gelombang suara dari sebuah media ke media lain dengan kepadatan yang berbeda.
3. Percampuran adalah peristiwa akustik yang berhubungan dengan efek yang dihasilkan oleh dua atau lebih gelombang suara yang dalam pertemuan tersebut cenderung saling menetralkan atau menambah dengan sebuah kombinasi yang berlainan (tahap baru).
4. Pembiasan adalah peristiwa akustik dimana gelombang suara berputar arah (berbelok) ketika mereka melintasi tepi sebuah rintangan/penghalang.
Semua peristiwa akustik di atas dari hasil-hasil karaktensik media yang menyebarkan gelombang suara, dapat menyebabkan perubahan kualitas suara asli saat dipancarkan di dalam suara aslinya dan menyebabkan karakteristik suara asli terdistorsi.


No comments: