Plecimania. Powered by Blogger.

Nyanyian burung: Dasar penilaian keindahan suara burung (3)

Thursday, May 7, 2015

Kicauan burung dilantunkan untuk berbagai alasan. Pada umumnya nyanyian tersebut merupakan sebuah bentuk komunikasi berupa gelombang suara untuk menyatakan hak atas teritorial dan sebagai daya tarik seksual sebagai fungsi utama. Teritonal adalah lagu ketika seekor burung, dengan teman sejenisnya, menandai dan mengidentifikasi kepada hewan lainnya bahwa daerah ini adalah miliknya.

Lagu seksual dipakai untuk menarik dan menaklukkan betina.
Bentuk nyanyian tergantung dari apa yang terjadi pada hormon testosterone (burung jantan).
Evolusi nyanyian secara rinci berhubungan dengan pertambahan kadar hormon pada darah burung. Hal ini dibuktikan pada daerah di otak yang mengendalikan nyanyian, terutama di High Vocal Center, yang ukurannya akan membesar atau mengecil tergantung pada kadar testosteron di darah.
lriformasi nyanyian dikirim dari High Vocal Center ke Robust Nucleus di Archistriatum dan dari sini ke Hypoglossal Nuclei yang mempengaruhi otot pada pita suara, yakni organ yang memproduksi suara pada burung.
Bagaimana Burung Bernyanyi?
Pada saat udara yang disimpan di paru-paru dikeluarkan, maka mereka akan melalui pita suara yang terletak di dekat batang tenggorokan, mengakibatkan getaran atau vibrasi pada membran organ ini.
Dalam tubuh burung organ yang bergetar ini disebut membran tympaniforms. Dalam proses memproduksi suara, yang berperan penting adalah otot sternum-tracheal (sterno-trachealis) dan sekelompok dari lima atau tujuh pasang otot kecil di dalamnya yang dapat memanjang dan berkontraksi dengan pita suara, mampu membuat berbagai macam frekuensi atau nada suara.
Pita suara memproduksi suara dasar tetapi untuk mengerti hasil akhir apa yang kita dengar, kita harus tahu bahwa rongga mulut (lidah dan paruh) sangat berpengaruh karena organ ini berperan sebagai artikulasi akhir sewaktu suara tersebut diproduksi.
Nyanyian burung benar-benar komplek dan seluruh organ memegang peran penting dalam proses produksi suara. Beberapa penelitian mencatat adanya dua tipe artikulasi suara pada burung : suara tekak (dominan di irama lagu yang tenis menerus [continuous]) dan lidah. Hal ini menjawab mengapa burung (termasuk pleci) dapat bemyanyi beraneka ragam variasi.
Meniru Suara Lain
Konsep ini berarti pembentukan kata dengan menirukan suara lain. Saat berbicara tentang lagu Pleci kita menggunakan istilah menirukan suara lain untuk mempersamakan suara nyanyian Pleci dengan huruf vokal dan konsonan dari alfabet manusia untuk mempermudah pengartian suara.
Suku Kata
Dalam hal ini setelah peniruan suara lain disampaikan dengan suara dengan hurif vokal dan konsonan, kita menyesuaikan konsep ini ke dalam tatabahasa sebagai “artikulasi suara yang disusun sebagai sebuah cara bernyanyi”.
Selanjutnya kita dapat mengatakan bahwa pleci bernyanyi dengan suku kata, sebagai contoh: “ri”, “ro”, “bu”, “in”, “ti”, “long “, “glu”, “glui”, “fiu” dan lain-lain.
Diftong
Seperti hal yang tertulis di atas yang menggunakan suku kata, sekarang setelah kita mengetahui bahwa menirukan suara lain yang diterjemahkan oleh pleci menjadi huruf vokal, kita dapat mendefinisikan pernyataan ini sebagai “dua huruf hidup berurutan yang menjadi satu suku kata”. Sebagai contoh diftong yang diriyanyikan: ‘tui’ dan ‘glui’, ‘ui’  adalah suku kata dari ‘tui` dan ‘ui’ adalah suku kata ‘glui’, dan seterusnya.
Triftong
Pengertiannya sama seperti diftong tetapi dalam hal ini suku kata terdiri dari 3 huruf vokal. Sebagai contoh dalam lagu pleci adalah sebagai berikut: “oui” adalah suku kata “bloui’ dan “iau” adalah suku kata dari “piau”
Nada
Dalam hal ini kita mempersamakan konsep ini seperti konsep kata dalam tatabahasa, atau dengan kata lain, nada ditulis dengan menggabungkan suku kata yang tertulis dalam standar atau pakem lagu yang dalam bal ini tertulis dalam Song Codes.
Hal yang sama terlihat ketika kata tertulis dalam satu atau beberapa suku kata, kita mengklasifikasikan nada tersebut sebagai suku kata tunggal jika variasi lagu terbentuk dari satu suku kata dan suku kata jamak jika variasi lagu terbentuk dari beberapa suku kata.
Sebagai contoh suku kata tunggal “ri”, “re”, “ro”, “ru”, “bu”, “un”, “clak”, “clok”, “lu”, “fui”, “piau”, dan lain sebagainya.
Sebagai contoh suku kata jamak. “tu-li”, “to-li”, “ti-ling”, “pi-yo”, “ti-ro-ri”, dan lain sebagainya.
Rangakaian Variasi Lagu
Kita akan mendefinisikan rangkaian variasi sebagai sebuah rangkaian dan variasi-variasi lagu yang dinyanyikan oleh pleci, berhubungan satu dengan yang lain, yang menggunakan suku kata dan karakteristik irama seperti apa yang dicantumkan dalam standar atau pakem.
Variasi, sesuai dengan nada yang membentuknya, akan diklasifikasikan menjadi dua yakni:
– Variasi yang dapat dibentuk dengan huruf vokal dan konsonan, seperti konscnan “l” dan “n” dan vokal “e” di variasi “jingle bell” (lenlenlen..), atau konsonan “c”, “l”, “k”di dalam variasi “castanet” (clakclakclak… ), dan lain sebagainya.
– Variasi yang tidak dapat dibentuk dengan alfabet. Kita akan mengetahui hal ini dalam contoh lagu ‘flourish’, ‘slow flourish’ dan di variasi ‘conjoined’.

No comments: